Selasa, 01 April 2008

artikel lingkungan

PERNAHKAH KITA BERFIKIR TENTANG AIR?
Oleh: Anis Kurniawan
Saat ini kita hidup di planet air (bumi dengan perairan mencapai 71%) Makhluk hidup yang mendiami planet inipun termasuk kita, sekitar 60% komposisinya terdiri atas air. Air merupakan substansi yang sangat luar biasa bagi kita, oleh karena itu sumber daya air bersih perlu kita lindungi dari polusi dan pencemarannya, sehingga dapat terus kita konsumsi dengan aman.
Perlu diketahui bahwa hanya sedikit sekali air yang berfungsi sebagai air bersih yang disediakan oleh planet ini. Dari 100% air yang terdapat dimuka bumi, hanya 3% saja yang berupa air bersih, dari 3% tersebut hanya 0,003% saja yang dapat kita gunakan untuk berbagai macam keperluan. Apabila dibuat perbandingan sederhana, dari 100 liter air (sekitar 26 galon) hanya 3 liter yang berupa air bersih (0,8 galon) dan yang bisa kita gunakan hanya 0,003 liter (sekitar setengah sendok makan), sangat sedikit bukan? Pernahkah kita berfikir tentang ketersediaan air untuk masa depan kita dan planet ini? Sering kali kita tahu bahwa air sangat vital bagi kita, tapi kita tidak pernah tahu tentang seberapa besar planet ini menyediakan air bagi kehidupan kita. Oleh karena itu mulailah berfikir untuk hemat dalam menggunakan air, dan jagalah sumber daya air bersih dari polusi air, sehingga di masa depan kita tidak terpuruk karena krisis air bersih.
Pengetahuan lingkungan tentang air sangat perlu dimiliki oleh setiap orang. Diantaranya adalah bahwa air bersih yang kita gunakan sebenarnya berasal dari air hujan. Setelah hujan terjadi ada proses yang disebut penyaringan oleh tanah. Air hujan yang tidak melalui proses penyaringan di dalam tanah atau kembali lagi ke atmosfer melalui evaporasi dikenal dengan nama air permukaan run-off (surface run-off). Air hujan yang melalui proses penyaringan oleh tanah kemudian masuk ke dalam tanah melewati pori-pori tanah, retakan, celah dan sebagainya sering kita sebut sebagai air tanah. Sejak tahun 1950 terjadi peningkatan penggunaan air permukan maupun air tanah. Berdasarkan penelitian sampai tahun 1996, manusia telah menggunakan 54% air permukaan yang secara realistis air tersebut merupakan bagian dari siklus air. Jumlah ini terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan popuilasi manusia selama 2 dekade dan melebihi jumlah air permukaan yang tersedia (Miller, 2001 in Environmental Science).
Apa sebenarnya yang bisa menyebabkan utama kekurangan air bersih? Malin Felkenmark dalam Miller (2001 in Environmental Science) berpendapat bahwa terdapat empat sebab kelangkaan air, yaitu: (1) Iklim kering, (2) Kekeringan (periode turunnya hujan lebih rendah dan evaporasi lebih tinggi dari normal), (3) Pengeringan tanah akibat aktivitas manusia seperti penebangan hutan, (4) Jumlah penduduk yang terus meningkat.
Untuk mengatasi masalah di atas perlu dicermati langkah-langkah untuk menambah pasokan air bersih, yaitu: (1) membangun bendungan dan reservoir, (2) Membawa/memindahkan air permukaan dari daerah lain, (3) Mengangkat air bawah tanah, (4) Memanfaatkan air laut menjadi air bersih dengan teknologi pengolahan air, (5) Meningkatkan efisiensi penggunaan air (Muller, 2001 in Environmental Science).
Seringkali di negara-negara berkembang (terutama daerah miskin) orang pada umumnya harus mengatasi kesulitan air dengan cara menampung sebanyak mungkin air hujan yang mereka dapatkan, cara ini adalah cara yang salah dan malah bisa membahayakan kesehatan mereka akibat mengkonsumsi air hujan, sehingga cara berfikir mereka perlu kita ubah dengan pengetahuan mengenai cara pemecahan masalah di atas.
Masalah krisis air bersih juga bisa disebabkan karena banjir, hujan yang berkepanjangan, penanganan sampah dan aliran air yang salah atau salju yang meleleh merupakan sebab utama banjir. Penanganannya sering diabaikan oleh masyarakat sehingga bila terjadi banjir lagi-lagi pemerintah yang direpotkan dengan meminta bantuan dan gejala saling lempar kesalahanpun mulai menjangkit. Oleh karena itu kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat akan bahaya banjir perlu terus ditanamkan agar upaya-upaya pencegahan banjir terus dilakukan.
Miller (2001 in Environmental science) memiliki pendapat yang unik mengenai banjir. Menurutnya banjir menyebabkan aliran air meningkat dan menutupi area yang dikenal dengan floodplain (banjir darat). Floodplain dapat menambah produktivitas tanah basah dengan cara: (1) Menyediakan tanah pertanian yang produktif, karena banjir membawa nutrisi yang terbawa air melalui banjir, (2) Mengembalikan keadaan air tanah, (3) Mengembalikan kelembaban tanah, karena banjir mengurangi kekeringan pada tanah.
Salah satu cara uintuk mengurangi resiko banjir adalah dengan membuat channelization, dalam hal ini memperbesar dan memperdalam saluran air kemudian membuatnya menjadi lurus agar aliran tidak mudah tersumbatdan mengalir dengan lancar. Meskipun begitu cara ini menimbulkan kontroversi sebab dapat meningkatkan erosi dan penambahan sedimrentasi. Cara lain adalah dengan membuat tanggul,bendungan, atau reservoir.
Kembali ke masalah penggunaan air bersih, tidak sedikit orang yang menggunakan air tanah sebagai penopang kebutuhannya sehari-hari termasuk untuk minum. Banyak orang berfikir bahwa air tanah pasti bersih dan aman untuk dikonsumsi, padahal banyak faktor yang harus kita perhatikan sebelum menentukan apakah air tanah tersebut layak untuk dikonsumsi. Perlu diketahui bahwa air tanah juga dapat terkontaminasi dari beberapa sumber: (1) kebocoran pipa pembuangan limbah industri, (2) jarak tempat air yang kita konsumsi dengan septic tank, (3) tanah berkerikil. Oleh sebab itu cek analisis ulang penggunaan air tanah anda berdasarkan tiga hal tersebut. Marilah mulai berfikir untuk kesehatan kita, kesehatan orang lain serta bagaimana menjaga kesehatan generasi masa depan kita.

Tidak ada komentar: